Cast :
Super Junior M Henry
CN Blue Jung Yonghwa
MBLAQ Lee Joon
DBSK Jung Yunho
Jung HyunAh (OC)
Park MinAh (OC)
Song Hyejin (OC)
Choi Jihyo (OC)
Kang Hamun (OC)
Suara dentuman musik upbeat menggema di salah satu studio di lantai 5 dalam gedung milik SME. Tampak 5 yeojadeul sedang berlatih menari dan bernyanyi dengan penuh semangat.
“one and two and three and four, yeah c’mon SG!!” kata seorang namja di sudut ruangan sambil menepuk-nepuk kan tangannya.
“Okay! Sampai disini dulu latihan hari ini. Well done!! Kalian memang Super Girls! Kalian keren sekali! Bye-bye, see you later..” lanjut namja itu sambil bersiap-siap keluar ruangan.
“Ne, kamsahamnida sonsengnim!!” jawab kelima yeojadeul itu.
Ya, kelima yeojadeul itu tergabung dalam sebuah girlband bernama Super Girls yang akan come back di tahun ini. Super Girls adalah sebuah girlband milik SME yang jika dapat dideskripsikan, merupakan perpaduan antara 4minute, SNSD dan 2NE1. Super Girls merupakan SME boss’s special project yang dibentuk-ditraining 2 tahun lalu dan baru debut tahun lalu, sebuah girlband yang berbeda, yang memiliki keunikan tersendiri, dan sangat berkualitas. Member Super Girls adalah yeojadeul pilihan SME boss sendiri, yang terdiri dari Song Hyejin, the rich-beautiful leader and queen of MC ; Park MinAh the sexy lead dancer and main rapper ; Choi Jihyo the energetic lead rapper and main dancer ; Kang hamun the magnae and the lead vocalist ; and the last but not least, Jung HyunAh the lead vocalist, main dancer.
“Yeojadeul, I’m going first. Jika tidak aku akan telat sampai di studio. Hari ini jadwal ku untuk siaran di Youngstreet bersama Kyu. Bye-bye!” kata Hyejin bersemangat dan dengan terburu-buru sambil setengah berlari menuju pintu studio.
Hyejin adalah DJ untuk Youngstreet bersama Super Junior Kyuhyun. Hyejin dan Kyu sangat dekat. Publik sempat ramai karena kedekatan mereka. Perusahaan telah mengeluarkan statement yang mengklarifikasi kedekatan mereka, dikatakan bahwa mereka dekat karena sama-sama menjadi DJ di Youngstreet. Tetapi jika melihat antusiasme Hyejin setiap kali akan siaran di Youngstreet bersama Kyu nampaknya mereka tidak hanya sekedar dekat, mungkin mereka memang ‘dekat’.
“Aahh, jangan lupa untuk segera pulang ke dorm jika sudah tidak ada kegiatan. Banyak-banyak lah beristirahat sebelum come back dimulai, annyeong!!” lanjut Hyejin ketika sudah sampai di pintu studio.
“Ne~~ arraaasseooo!!” seru keempat yeojadeul lainnya
“Eonnideul, aku dan Jihyo eonni juga berangkat yaa. Kami ada GR Inkigayo 2 jam lagi. Harus cepat-cepat sampai di studio SBS.” kata Hamun
Jihyo dan Hamun adalah MC Inkigayo menggantikan posisi Yonghwa. Mereka adalah generasi muda yang masih perlu dan bisa dikembangkan lagi bakatnya. Tidak seperti HyunAH, MinAh dan Hyejin yang sudah mempunyai image yang patent. Kedua magnae ini masih harus terus ditonjolkan.
“Ahh, capek sekali. Aku masih ingin disini bersama HyunAh eonni dan MinAh eonni, kan masih 2 jam lagi? Mmm, bagaimana ya jika kita sudah come back nanti? Pasti lebih sibuk lagi.” celoteh Jihyo tidak mendengarkan kata-kata Hamun
“Eonni, ayoo kita berangkaaattt! Ppalii ppalliii! Kalau telat bisa gawat” kata Hamun sambil menarik-narik tangan Jihyo
“Yaa~~ Jihyo-ya ayoo cepat berangkat!” kata MinAh dengan tegas
“MinAh eonni, aku sungguh capek. Boleh ya ½ jam lagi? Eo eo?” jawab Jihyo mulai merajuk-rajuk pada MinAh dan mengeluarkan jurus aegyo nya
“Aegyo mu tidak akan mempan kali ini Choi Jihyo! Ayo cepat berangkat magnae sudah menunggu!” kata MinAh lebih tegas lagi
“Eeeooonnniiiii~~~” kata Jihyo sambil menarik-narik ujung baju MinAh
“Jihyo-ya, ayo berangkat. Kau harus bersemangat seperti Hamun. Hamun saja yang punya banyak tugas dan harus belajar untuk ujian masih bisa bersemangat dan tidak mengeluh. Kau harus belajar memberikan contoh yang baik pada magnae mu. Bukan sebaliknya.” kata HyunAh
“Ne~~ arrasseeooo, HyunAh eonni” jawab Jihyo dengan tidak bersemangat. Jihyo memang tidak bisa berkutik jika HyunAh sudah angkat bicara.
“Hamun-ah kajja!” kata Jihyo
“Yess finally!! Gomawoooo eonniideeuulll!! Kami berangkat dulu, annyeong!” kata Hamun sembari menggandeng Jihyo dan setengah menyeretnya keluar studio
“Kau tidakpulang, Hyun?” tanya MinAh ketika hanya tinggal mereka berdua di dalam studio
“Anni, kau duluan saja MinAh, aku masih ingin disini” jawab HyunAh
“As always you, Hyun. Kau benar-benar cinta dengan studio ya? Why don’t you just hang out? Studio all the time, huh? Hahaha” goda MinAh
Godaan MinAh hanya ditanggapin dengan senyuman oleh HyunAh. Studio akan selalu menjadi tempat favorit HyunAh. Ketika latihan SG usai, HyunAh adalah member yang paling akhir yang meninggalkan studio. HyunAh lebih memilih berlatih dance, memainkan alat music, bernyanyi didalam studio, membaca buku atau mencoba-coba menulis lagu daripada sering-sering hang out ke café bersama teman-temannya. Tak satupun dari mereka tau mengapa HyunAh begitu mencintai studio.
“Arrasseeoo, kalau begitu aku duluan Hyun.” sambung MinAh sambil berjalan keluar studio dan melambaikan tangannya
“eo.” Jawab HyunAh singkat
“Oh ya, sebaiknya jangan jauh-jauh atau malah mematikan handphonemu Hyun, jika itu terjadi, oppa kesayanganmu itu akan membuat hidup kami tidak tenang, annyeong!” pesan MinAh setengah berteriak ketika sudah diluar studio.
“hahaha arrasseeoo uri Park MinAh. Annyeong!” jawab HyunAh sambil tertawa.
Begitu HyunAh sendirian, ia segera mengeluarkan sebuah mp3 player dari tas. Mp3 player itu adalah benda yang paling HyunAh sayangi dari seluruh benda kesayangannya, yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi, yang sudah bersamanya selama hampir 3 tahun, hampir sama lamanya dengan perasaannya pada seorang namja pemilik mp3 player itu. Ia segera memasang earphone dan mulai memutar lagu-lagu yang ada di dalamnya.
Girl when I see you I go Cra Cra Crazy
I just wish for you to be my Baby
I wish to see your heart but I have no way (of doing so),
Can I hold your hand?
Perhaps you are also thinking of me right now,
You got me goin’ crazy, crazy, crazy, yea
If we are together, I will be willing to do anything
Oh Baby baby baby
My love, I give it all to you
I am here
My heart, will not give up
You are my only
Girl this is not an accident, you are my girl
I can’t get my mind off ya, off ya (off my mind) […]
Terdengar suara alunan gitar yang kemudian disusul oleh suara merdu dan lembut seorang namja. Lagu itu (lagi-lagi) membawa HyunAh kembali ke masa lalunya, tepatnya 3 tahun yang lalu.
-flashback start-
“Hyun~~!! Buka pintunya… Yaa~~!! Jung HyunAh cepat buka pintunya!!” teriak seorang namja sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar HyunAh di apartment nya di Canada.
“Sampai kapan kau mau mengurung dirimu di dalam kamar?? Sudah 2 hari kau mengurung diri Hyun. Keluarlah jebaaall. Ceritakan padaku kau kenapa? Haruskah aku mendobrak pintu kamar ini agar aku bisa melihatmu dan memaksamu untuk menceritakan ada apa sebenarnya?” lanjut namja itu dengan sangat tegas namun tetap penuh kasih sayang
~~clekk~~ suara kunci pintu dibuka
Keluarlah HyunAh dengan tampang yang sangat berantakan, dengan mata sembab dan bengkak, yang langsung memeluk oppa kesayangannya, Yonghwa.
“Oppaaa, jangan marah-marah jebaall~~. Aku tidak apa-apa.” rajuk HyunAh
“Begini kau bilang tidak apa-apa? Baik-baik saja? Hhhmmm” jawab Yonghwa kemudian menghela nafas panjang melihat kelakuan kembarannya itu
“Kau ini kenapa Hyun? Lihatlah dirimu. Ini bukan HyunAh nae dongsaengi. Apa kau tidak mau bercerita pada oppamu ini, eo?” tanya Yonghwa
Ketika HyunAh diam saja dan tidak menjawab, Yonghwa tau bahwa kembarannya itu tidak ingin membahas masalah itu, yang HyunAh inginkan saat ini hanyalah ketenangan, pengertian, kenyamanan dan ketentraman. Maka ia pun memutuskan untuk tidak mengintrogasi HyunAh ataupun memaksa HyunAh bercerita. Tujuan ia datang, susah payah sampai ia harus memohon-mohon cuti pada perusahaannya, jauh-jauh ke Canada adalah untuk menjemput HyunAh pulang. Ia tidak mau sampai usahanya ini gagal dan sia-sia.
“Hey nae dongsaengi Hyunnie, oppa jauh-jauh datang malah kau sambut dengan seperti ini. Oppa kan sudah susah payah dengan berbagai cara datang kesini untuk meminta maaf secara langsung dan untuk menjemputmu pulang.” kata Yonghwa
“Mwo?? Pulang?? Shirreeooo!! Andwee!!” jawab HyunAh dengan lantang sambil segera melepaskan pelukannya ke Yonghwa
“No no no no no oppaaa, aku tidak mau pulaaannggg. Aku mau disini. Ayolaahhh oppa mengertilah. Jebaall jebaall” lanjut HyunAh dengan nada merajuk sambil menarik-narik ujung baju Yonghwa
“Ayolaahh Hyuunn, jebaall pulanglah. Aku tau kau kuliah di Luar Negeri karena kau ingin menghindariku kan? Karena kau marah padaku dan Joon kan? Karena aku dan Joon meninggalkanmu berkarir lebih dulu kan? Aku dan Joon akan membantumu meraih impianmu, Hyun tapi akan susah jika kau ada di Canada kan? Ayolah pulang” kata Yonghwa
HyunAh terdiam. Apa yang Yonghwa sampaikan memang benar, itulah alasan mengapa ia jauh-jauh kuliah ke Canada, awalnya. Impian sebagai artis. Namun, bukan itu lagi alasan HyunAh, alasannya bukan lagi ia-tidak-mau-kembali-ke-Korea-karena-ia-marah-pada-Joon-dan-Yonghwa, alasan HyunAh saat ini adalah ia-tidak-mau-kembali-ke-Korea-karena-ia-tidak-ingin-meninggalkan-Canada. HyunAh masih ingin berada di Canada untuk menunggu Henry kembali, meluruskan segalanya tentang hubungan mereka yang sebenarnya, walaupun ia sendiri tidak tau pasti kapan henry akan kembali. 1 bulan? 2 bulan? 3 bulan? 1 tahun? 2 tahun?
“Bagaimanapun caranya aku akan membawamu pulang Hyun!” Jawab Yonghwa mantap
“Oppa sungguh menyebalkan!” jawab HyunAh yang kemudian mengunci diri lagi di kamar
Tidak terasa satu bulan sudah sejak percakapan itu, satu bulan sudah Yonghwa tinggal di Canada dan berusaha mengajak HyunAh pulang dengan berbagai cara. Dari cara yang halus sampai cara yang paling tegas tetap tidak bisa memaksa HyunAh pulang. Yonghwa sudah mulai kehabisan akal dan kehabisan waktu, ia sudah berkali-kali dihubungi oleh manager nya agar segera kembali ke Korea karena banyak pekerjaan menanti.
“Hyuuunn, jebaall pulanglah ke Korea bersamaku. Aku sudah kehabisan waktu. Aku harus segera kembali ke Korea untuk bekerja. Sudah cukup main-main nya. Dengarkan oppa kali ini. Ayolaahh.” kata Yonghwa ketika mereka sedang makan malam di apartment HyunAh.
“Kenapa kau begitu bersikeras membawaku pulang ke Korea, oppa? Eomma-Appa saja tidak masalah jika memang tinggal di Canada membuatku bahagia. Kau juga sudah sibuk berkarir, lalu kenapa? Jika kau rindu padaku kau bisa dengan bebas mengunjungiku diwaktu liburmu? Jadi kenapa? tanya HyunAh
“Kau kan tau, kita tidak bisa saling berjauhan Hyun. Bagaimana jika aku sakit? Kau disini juga akan sakit secara tiba-tiba. Jika kau sakit, maka aku disana akan sakit secara tiba-tiba pula. Lalu bagaimana? Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kita tidak boleh berjauhan kan Hyun?” jawab Yonghwa
“Tapi kau kan meninggalkanku ke Seoul. Apa itu tidak berjauhan namanya? “ tanya HyunAh lagi
“Seoul-Busan kan lebih dekat daripada Seoul-Canada Hyun? Ayolaahh jebaalll jangan membahas itu lagi. Apapun yang kau minta, apapun yang kau inginkan aku akan mengabulkan nya asal kau mau kembali bersamaku ke Korea.”
“Jeongmal?” tanya HyunAh
“Yaksoke.” jawab Yonghwa mantap
Yonghwa sudah benar-benar tidak tau harus melakukan apalagi supaya HyunAh mau kembali ke Korea. Maka rela tidak rela dia akhirnya menggunakan jurus terakhirnya untuk membujuk HyunAh.
“Baiklah, aku akan pulang ke Korea. Tapi begitu sampai di Korea aku akan tinggal di Seoul dan aku bergabung dengan SME. Aku mendapatkan undangan secara khusus untuk menjadi trainee SME. Ottae? Deal?” tanya HyunAh sambil menunjukkan undangan menjadi trainee SME yang ia terima bulan lalu dari Sekretaris Kim.
Sudah lama HyunAh memikirkan hal ini. Sudah satu bulan ia menunggu kabar dari Henry dan menanti kepulangannya. Henry bukan saja belum kembali ke Canada sejak kepergiannya ke China satu bulan lalu, tetapi juga sama sekali tidak menghubungi dan memberi kabar pada HyunAh. HyunAh sudah mencoba menghubungi namun hasilnya sia-sia. Maka HyunAh pun memutuskan untuk menelpon Sekretaris Kim dan memberikan jawaban bahwa ia setuju kembali ke Korea menjadi trainee SME dan ia pun sudah mengurus segala dokumen yang diperlukan dari kampusnya untuk transfer ke KyungHee University beberapa hari yang lalu. HyunAh berpikir dengan menjadi trainee SME akan selangkah lebih dekat dengan Henry daripada hanya menunggu di Canada.
“Mwo?? SME?? ANDWE!! Kau tau kan aku tidak suka dengan perusahaan itu? Kenapa kau malah menjadi trainee SME, huh???” jawab Yonghwa dengan nada tinggi
“Kau bukan tidak suka dengan perusahaannya, tapi kau tidak suka kalau aku berada di satu perusahaan dan berdekatan dengan Yunho oppa kan Yong?? Apa kau masih menyimpan dendam kesumatmu yang kekanak-kanakan itu pada kakakmu sendiri, huh??” jawab HyunAh dengan serius
“Apa kau bilang?? Kekanak-kanakan?? Hyung meninggalkan kita ke Seoul dan berkarir. Ia bahkan tidak peduli lagi pada kita. Tidak pernah pulang atau mengunjungi kita.” jawab Yonghwa
“Sudahlah oppa, kau tidak perlu berpura-pura lagi padaku. Itu bukan dendam. Kau hanya kehilangan sosok kakak dan sangat merindukan Yunho oppa kan? Bukannya itu motivasimu untuk segera pergi ke Seoul dan berkarir? Walaupun kau tidak pernah bilang tapi aku tau yang kau pikirkan dan kau rasakan oppa. Joon pun tau. Kau ingin segera bertatap muka dengan Yunho oppa, bertemu langsung dengannya kan? Jangan menjadikan kekecewaanmu pada Yunho oppa sebagai dendam dan juga jangan menggunakannya sebagai alasan untuk melarangku bergabung dengan SME. “ jawab HyunAh
“Apa kau tidak marah pada Yunho hyung, Hyun?” tanya Yonghwa
“Tentu saja. Apa aku tidak marah saat kau meninggalkanku berkarir dan tidak memperdulikanku selama beberapa saat? Aku juga marah padamu. Tapi lihat kita bisa kembali seperti dulu. Kenapa dengan Yunho oppa tidak bisa? Pasti bisa oppa. Dan juga, tidakkah dirimu sadar dari tadi kau menyebutnya dengan sebutan ‘hyung’. Apa itu tidak menandakan bahwa kau masih mengakuinya sebagai kakak dan tidak sampai hati membencinya?” lanjut HyunAh.
Yonghwa terdiam mendengarkan semua perkataan HyunAh. Di lubuk hatinya yang terdalam Yonghwa tau bahwa HyunAh benar.
“Sudahlah oppa. Pilihannya adalah aku kembali ke Korea, bergabung dengan SME dan kau harus segera berhenti membenci Yunho oppa atau aku tetap tinggal di Canada dan akibatnya adalah aku, kau, Joon, dan Yunho oppa akan berjauhan satu sama lain?” sambung HyunAh ketika oppa nya itu tidak kunjung mengeluarkan suara untuk menjawab ataupun menanggapi pertanyaan dan pernyataannya.
“Baiklah kita sudah sepakat. Tanpa kau harus menjawab aku sudah tau yang mana pilihanmu dan jika kau memilih sebaliknya aku pun tetap akan memilih kembali ke Korea, dengan atau tanpa persetujuanmu, walaupun kau akan membenciku juga. Tapi aku tau itu tidak akan terjadi. Okay, minggu depan kita akan kembali ke Korea. Saranghae oppa! Gomawo!” kata HyunAh bersemangat sambil tersenyum dan mengecup pipi Yonghwa, seolah-olah tidak ada perdebatan dengan kakak kembarnya itu, kemudian berjalan meninggalkan meja makan.
“Oiya, giliranmu untuk mencuci piring ya oppa! Senang ngobrol denganmu.” kata HyunAh ketika ia sampai di depan kamarnya
Yonghwa hanya bisa menghela nafas panjang. Jika HyunAh sudah begini, bersikeras dengan keinginannya, ia sudah tidak bisa berkutik lagi. Selain demi kembalinya HyunAh ke sampingnya, Yonghwa tau apa yang dikatakan adik kembarnya tentang ‘ dendam’ nya ke Yunho, kakak laki-laki tertua di keluarga mereka, semuanya benar. Jung Yunho adalah motivasinya untuk segera ke Seoul dan menjadi artis terkenal. Yonghwa ingin menyusul dan mengikuti jejak Yunho agar dapat kembali berkumpul dengan Yunho.
-flashback end-
“Hyunnie~~! “ seru seseorang di ujung pintu studio membuyarkan lamunan HyunAh tentang kejadian 3 tahun lalu.
“Ne?” jawab HyunAh sambil menoleh ke arah si pemanggil
“Sedang apa kau disana?” tanya si pemanggil yang ternyata seorang namja sambil berjalan ke arah HyunAh
“Ooh oppa! Long time no see. Tidak sedang apa-apa. Baru pulang dari Japan?” tanya HyunAh pada namja itu seraya memeluknya sekilas
“Ne. Bogoshipo?” tanya namja itu
“Tentu sajaa. Bogoshipo oppa! Mana oleh-olehnya?” jawab HyunAh
“hahaha kau ini seperti anak kecil saja minta oleh-oleh” seru namja itu sambil mengacak-acak rambut HyunAh
“hahaha. Bagaimana promo di Japan oppa? Eh, tapi tidak usah ditanya lagi, oppa pasti sukses besar. Hehe” tanya Hyunah yang kemudian ia jawab sendiri pertanyaan tersebut.
“Kau ini. Tanya sendiri. Jawab sendiri. Hahaha.” jawab namja itu
“Tentu saja sukses ya, oppaaaaa” kata HyunAh
“Tentu sajaaa. Naega Jung Yunho.” jawab namja itu penuh percaya diri
“Oppa selalu saja seperti itu bahkan didepan dongsaengmu sendiri, ckckckck” saut HyunAh
“Mmm, baru selesai latihan untuk come back SG, Hyun? Kenapa kau sendirian? Mana yang lain? Mana MinAh? Sudah di dorm ya?” tanya Yunho
“Kenapa yang ditanya cuma MinAh oppa? Hyejin? Hamun? Jihyo? Tidak ditanya? Hmm ataauu jangan-jangan kau kesini bukan untuk menyapaku tapi untuk mencari MinAh?? Cciihh OPPPAA!! Apa hubunganmu dengan MinAh sebenarnya???” tanya HyunAh sedikit kesal pada oppanya itu.
“Hahaha, anak kecil mau tau aja. Pulang sana. Yonghwa sudah menjemputmu dibawah, jangan membuatnya menunggu terlalu lama Hyun. “ kata Yunho sambil mengacak-ngacak rambut HyunAh dan berjalan menuju pintu keluar.
“Apa?? Anak kecil?? Yaa~~ OPPPAAA!!! Mau kemana kau?? Jangan lari!! Tunggu aku!” teriak HyunAh dari dalam studio.
“hahahaha” terdengar suara gelak tawa Yunho yang sudah berjalan meninggalkan studio
HyunAh segera mengambil barang-barang nya dengan terburu-buru dan kemudian meninggalkan studio untuk menyusul Yunho dan untuk menemui Yonghwa yang sudah menunggunya di lobby bawah.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
“Aahh akhirnya kau datang juga. Ayo masuk.” kata SME boss pada seorang namja yang baru saja masuk ke dalam ruangannya di lantai 7 diantar oleh sekretaris Kim.
“Bagaimana kabarmu?” tanya SME boss
“I’m fine, Boss. Bagaimana kabar anda, sajangnim?” tanya namja itu balik
“Aahh bahasa Korea mu semakin bagus. Senang mendengarnya.” jawab sajangnim
“Kamsahamnida, sajangnim” kata namja itu
“Aku memintamu ke Korea karena hal yang aku bicarakan denganmu tempo hari by phone. Masalah siapa partnermu aku masih belum memutuskan dengan pasti, namun akan kuberitahukan padamu dalam beberapa hari ini. Nikmati saja dulu korea, ottae?” kata sajangnim
“Algetseumnida, sajangnim. It’s my pleasure. Baik kalau begitu apakah saya boleh berjalan-jalan berputar-putar di gedung ini? Sudah sekitar 2 tahunan saya tidak pernah berkeliling. Kalaupun kesini hanya sebentar-sebentar saja, sajangnim.” tanya namja itu
“Tentu saja, silahkan anak muda.” Kata sajangnim
“Kamsahamnida, sajangnim.” kata namja itu berpamitan
Namja itupun keluar dari ruangan SME boss, masuk kedalam lift dan menekan tombol 3, ia ingin berkunjung ke studio tempat Super Junior berlatih yang berada di lantai 3. Ketika angka pada bagian atas lift menunjukkan angka 5, lift berhenti dan terbuka kemudian salah seorang staff SME masuk ke dalam lift. Ketika pintu lift terbuka tadi, namja ini melihat sekilas, sosok yang ngin ia temui, yang ia rindukan selama ini. Namun terlambat, ketika ia ingin memastikan apakah sosok yang ia lihat sekilas tadi adalah sosok yang ingin ia temui, pintu lift telah tertutup dan turun ke lantai 3. Begitu pintu lift terbuka di lantai 3 tanpa pikir panjang namja ini segera keluar dan berlari ke arah tangga. Ia yakin bahwa yang ia lihat tadi adalah yeoja yang ingin ia temui, ia berlari dan terus berlari menaiki tangga menuju lantai 5, sayangnya ketika ia sampai di lantai 5, yeoja yang ia cari sudah tidak terlihat. Kemudian ia segera menyusuri studio-studio yang ada di lantai itu dan berhenti tepat di studio yang diperuntukkan bagi girband bernama Super Girls, terlihat dari papan yang terpasang di dekat pintu studio. Namun sayang sekali, studio itu kosong, tidak ada siapa-siapa didalamnya. Namja itu dengan perlahan memasuki studio itu dan melihat-lihat seisi studio, sampai akhirnya mata namja itu tertuju pada beberapa lembar kertas yang tergeletak di lantai di bagian pojok studio.
“Humm, what’s that?” gumam namja ini sambil mendekati beberapa lembar kertas yang tergeletak di pojok studio
“Ahh photos, whose photos?’ kata namja ini sambil membalik foto-foto ditangannya.
Ia merasa sangat tertarik dengan apa yang dilihatnya di foto pertama. Kemudian dengan segera melihat kedua foto lainnya yang ia pegang. Apa yang membuatnya tertarik adalah di dalam foto-foto tersebut ada yeoja yang sangat ingin ia temui, HyunAh. Ia juga membaca tulisan kecil di pojok kanan bawah lembaran-lembaran foto itu. With saranghaneun uri Yonghwa oppa! ; With Yonghwa oppa and Joonie oppa ; Super Girls, ajja ajja Hwaiting!!. Jika dilihat dari tahun yang tercetak pada foto itu, foto-foto ini adalah foto-foto baru.
“Oh, It belongs to HyunAh. But… Yonghwa?? Joon?? Again??? Who are they?? Ahh it’s so frustrating! Mollayo..“ kata namja itu pada dirinya sediri.
——–Disaat yang bersamaan di tempat lain——–
“Jjamkkanman, oppa!! Tunggu sebentar ya. Ada yang ketinggalan.” kata HyunAh pada Yonghwa ketika mereka sudah berada di depan gedung SME, kemudian segera berlari masuk kembali ke dalam gedung.
“Yaa~~ Hyun!! Mau kemana?” kata Yonghwa yang mau tidak mau akhirnya mengikuti adik kembarnya itu kedalam gedung. Yonghwa terlebih dahulu meminta ijin pada receptionist di lobby, karena yonghwa bukan artis SME. Namun, tentu saja Yonghwa diijinkan karena ia adalah adik dari Yunho dan kembaran dari HyunAh, para artis SME.
HyunAh segera berlari menuju studio Super Girs di lantai 5 untuk mengambil barangnya yang ketinggalan, yaitu 3 lembar foto yang selalu ia bawa, yang baru ia sadari tidak ada di tas nya ketika ia memasukkan mp3 player kedalam tas di depan gedung SME tadi. Ketika HyunAh sampai di studio yang biasa ia gunakan untuk berlatih bersama Super Girls, ia segera masuk kedalam studio dan HyunAh cukup terkejut ternyata di dalam studio ada seorang namja yang kebetulan berdiri membelakangi dirinya.
“Nuguseyo?” tanya HyunAh
Namja itu menoleh karena tampaknya ada yang berbicara padanya. Betapa terkejutnya HyunAh ketika mengetahui siapa namja yang ada di dalam studio itu, namja yang berusaha ia hubungi selama ini. Dilihat dari raut wajahnya, namja itupun tak kalah terkejutnya dengan HyunAh, ia terkejut bahwa yeoja yang ia ingin temui, yang ada di dalam foto-foto ditangannya, kini ada di hadapannya.
“Hey YOU!” seru mereka bersamaan
“Hyun!” seru namja itu lagi
“Henry!” seru HyunAh bersamaan dengan namja itu menyebutkan namanya
“Aku menunggumu di depan sana dekat lift, tapi kenapa kau tidak keluar-keluar dari studio, Hyun? Kau lama sekali? Waeyo? Ada a…?’’ kata Yonghwa yang tiba-tiba masuk ke studio, kalimatnya terputus ketika melihat dua manusia saling pandang dengan pandangan terkejut.
~To be continued~